Bahasa Aceh Dialek Selatan

Oleh: Munawar Fitrah*

Bahasa Aceh dialek Selatan adalah bahasa Aceh yang digunakan di kabupaten Aceh Selatan tepatnya di 10 kecamatan dari 18 kecamatan di negeri pala tersebut meliputi Meukek, Sawang, Pasie Raja, Kluet Utara, Bakongan, Bakongan Timur, Kota Bahagia, Trumon, Trumon Tengah dan Trumon Timur.

Di kecamatan tersebutlah yang bahasa Aceh digunakan sebagai bahasa penutur mayoritas di Aceh Selatan, namun di kecamatan lain yang tak tersebut juga ada tetapi hanya di 1 atau 2 desa saja dalam 1 kecamatan misalnya di desa Pasie Lembang Kecamatan Kluet Selatan menggunakan Bahasa Aceh namun kecamatan itu mayoritas menggunakan bahasa Jamee.

Bahasa Aceh dialek Selatan ini berciri khas tersendiri dibandingkan dialek lainnya bahkan dipengaruhi juga oleh bahasa Jamee, Kluet dan Singkil karena memang wilayah penutur bahasa Aceh di Aceh Selatan “dikepung” oleh 3 bahasa tersebut. Continue reading →

Tajwid dalam Bahasa Aceh

Ternyata Bahasa Aceh ada tajwidnya juga! Anda mungkin tidak percaya dengan omongan saya, tapi dalam Bahasa Aceh memang bettul-bettul ada tajwid, yaitu HUKUM IKHFA’ dan IQLAB. Tak caye, sila tengok!

Ikhfa’

Orang-orang Aceh tidak sadar kalau dalam Bahasa Aceh ada hukum Ikhfa’. Dalam ilmu tajwid Ikhfa’ adalah setiap nun mati (bunyi /n/) atau tanwin (juga bunyi /n/) berjumpa dengan huruf-huruf tertentu maka akan dibaca samar-samar. Dalam bahasa Aceh pun ada! Perhatikan:

Continue reading →

Pengaruh Bahasa Bante Terhadap Bahasa Aceh

Penduduk asli Aceh adalah suku Bante. Dalam buku Aceh Sepanjang Abad yang ditulis oleh Mohammad Said disebutkan bahwa suku ini serumpun dengan penduduk asli semenanjung Malaysia yaitu Orang Asli. Bahasa Orang Asli termasuk dalam kelompok bahasa Mon-Khmer yaitu salah satu cabang dari rumpun bahasa Austro-Asia. Termasuk juga dalam bahasa Mon-Khmer adalah bahasa penduduk Kepulauan Nikobar di utara Pulau Weh yang kini bagian dari negara India. Namun demikian bahasa Aceh tidak termasuk dalam kelompok bahasa Mon-Khmer, tetapi termasuk dalam kelompok bahasa Aceh-Cam yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia.

Ada hal yang menarik dari hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti asing yaitu Paul Sidwell. Ia menemukan bahwa ada banyak kata-kata dalam bahasa Aceh yang seakar dengan kata-kata bahasa Mon-Khmer tetapi kata-kata ini tidak dijumpai dalam kelompok bahasa Cam. Nah, yang menjadi pertanyaan, dari manakah kata-kata ini berasal???

Continue reading →

Memurnikan Bahasa Aceh

Berikut adalah sekian banyak kata-kata yang sebenarnya bukan bahasa Aceh tetapi sudah merasuki bahasa Aceh cukup dalam. Apabila tidak segera diantisipasi, maka nasib kata-kata asli bahasa Aceh akan punah.

Daripada                      Nibak

Seuréng                       Kayém

Belajar                       Meurunoë

Rajin                         Jeumot

Lurus                         Teupat

Belok                         Wét

Senin                         Seunanyan

Begadang                    Meujaga

Continue reading →

Hubungan Bahasa Aceh dengan Bahasa Singkil

Berikut adalah perbandingan antara kata-kata bahasa Aceh dengan bahasa Singkil yang tidak seakar dengan bahasa Melayu. Kata-kata bahasa Singkil diambil dari Kamus Singkil – Indonesia oleh Mulyadi Kombih. Bisa diunduh di sini: http://www.scribd.com/doc/18479737/Kamus-Singkil-Indonesia

Bahasa Singkil Bahasa Aceh Bahasa Melayu
Babah Babah Mulut
Bacek Bacé Ikan gabus
Bakhi Baroë Kemarin
Boho Beuhe Berani
Buk Ôk Rambut
Buni Bunoë Tadi malam (S), Tadi (A)
Cambung Cambông Sejenis mangkuk
Carak Carak
Cengis Ceungih
Ciris Tiréh Bocor Continue reading →

Nama Asli Aceh

Sejak masuknya agama Islam ke Aceh, maka mulailah masyarakat Aceh memakai nama-nama Islam dan meninggalkan nama-nama sebelumnya. Walaupun demikian, sisa-sisanya masih dapat kita jumpai sampai saat ini. Baris pertahanan terakhir pemakaian nama-nama Aceh sejauh pengamatan saya adalah pada masa buyut saya (di atas kakek dan nenek saya) kira-kira akhir abad ke 19.

Namun, sekarang pemakaian nama-nama dalam bahasa Aceh mulai muncul kembali yang salah satu penyebabnya—menurut saya—adalah kemunculan Gerakan Aceh Merdeka. Sebagai contoh anak dari Gubernur Aceh saat ini, yaitu drh. Irwandi Yusuf semuanya memakai nama Aceh. Akan tetapi nama-nama dalam bahasa Aceh saat ini sudah mengalami inovasi dan kreasi baru yang pada masa-masa sebelumnya tidak pernah dijumpai.

Continue reading →

Merekonstruksi Asal Kata dari Kata-kata Bahasa Aceh

Setelah melihat pola perubahan bunyi pada perbandingan antara bahasa Aceh dengan bahasa Melayu, Arab dan bahasa-bahasa daerah lainnya maka saya mencoba merunut asal kata dari kata-kata bahasa Aceh. Mengingat akan terlalu banyak apabila seluruh asal kata dari kata-kata bahasa Aceh ditampilkan di sini, maka saya akan menampilkan sebagiannya saja.

Tambahan (16 november 2014)
Mohon diingat ini hanyalah dugaan saya. Tulisan ini bukanlah tulisan ilmiah yang bisa diambil sebagai rujukan.

Aceh Melayu Bahasa Lain Asal Kata
Umum Dialek lain
i ayir / ayèr ayia (M) *ayiar
beuët beut baca *baat
beulangöng beulangong belanga *balangang
bintéh dinding *bintis/bintih
bloë blo

blai

blè

beli *blai
Continue reading →

Manggis dalam Bahasa Aceh

Manggis Dialek Narasumber
Mangohta Aceh Besar (secara umum) Abdul Hanan 

Jasirun Fadil

M. Daud AK

Dll

Mangoëhta Seulimeum Teuku Anwar Amir
Mangota Lam No Busyairi Umar
Manggota Darul Imarah Plang nama jalan
Mauta Laweuëng Hidayat
Mahkota Leupung Farid
Mota Piyeung Anissullah
Meuseuta Garôt Nuranol
Ngohta Tampok Blang Taufik
Mangoihta ? Kamus
Mangoita ? Kamus
Mangoti ? Kamus
Kambota Sama Langa Syahriza
Keumuta Ulèë Glé Khairul Anam
Kumuta Meureudu Zulfan
Seumeuta Asyraf
Seumuta Lampôh Saka Zulfikar
Sumta Tangsé Safrizal
Seuta Matang Glumpang Duwa Sarmiati
Suta Lam Lo Tgk. Hasmahdi 

Irhash Hasballah

Manggéng Idi Rayek Zulfahmi
Manggi Trumon 

Peureumbeuë

Fenny 

Fadli Rais

Manggih* Umum
Manggéh* Umum

Continue reading →