Perkenalan 2

Dalam percakapan sebelumnya, percakapan terjadi antara sesama orang Aceh. Berikut adalah percakapan antara orang Aceh dengan orang dari luar Aceh.

Assalaamu ’alaykum.

Wa ‘alaykum salaam.

Nan droëneuh soë?

Nama Anda siapa?

 

Nan lôn Agam. Nan droëneuh?

Nama saya Agam. Nama Anda?

 

Nan lôn Ahmad.

Nama saya Ahmad.

 

Pat neuduëk?

Di mana Anda tinggal?

 

Continue reading →

Imbuhan dalam Bahasa Aceh

Apabila kita abaikan bentuk-bentuk imbuhan kata ganti yang telah kita bahas sebelumnya, maka jumlah imbuhan dalam bahasa Aceh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan jumlah imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia. Juga imbuhan dalam bahasa Indonesia lebih rumit dibandingkan dengan imbuhan dalam bahasa Aceh.

Bila dalam bahasa Indonesia dijumpai bentuk imbuhan yang menyatakan pelaku (awalan pe-) atau dalam bahasa Arab disebut faa‘il, maka dalam bahasa Aceh tidak dikenal imbuhan untuk menyatakannya. Juga tidak dijumpai bentuk imbuhan yang sepadan dengan imbuhan pe- -an, per- -an dan ke- an. Demikian pula halnya dengan akhiran, tidak dijumpai dalam bahasa Aceh.

Sehingga permasalahan utama dalam penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Aceh adalah bagaimana cara menerjemahkan ketiga gabungan imbuhan di atas, yaitu pe- -an, per- -an dan ke- -an. Misalkan bagaimana menerjemahkan kata penyatuan, persatuan dan kesatuan.

Untuk permasalahan ini, akan kita bahas dalam tulisan tersendiri.

AWALAN

I. Awalan Meu-

Awalan meu- memiliki makna yang hampir sama dengan awalan ber- seperti dalam bahasa Indonesia. Awalan ­meu- berubah menjadi mu- apabila berjumpa dengan kata berawalan huruf /b/, /m/, /p/ dan /w/. Perubahan ini tidak terdapat pada semua dialek. Beberapa dialek tetap mempertahankan bentuk aslinya.

Continue reading →

Hubungan Bahasa Aceh dengan Bahasa Singkil

Berikut adalah perbandingan antara kata-kata bahasa Aceh dengan bahasa Singkil yang tidak seakar dengan bahasa Melayu. Kata-kata bahasa Singkil diambil dari Kamus Singkil – Indonesia oleh Mulyadi Kombih. Bisa diunduh di sini: http://www.scribd.com/doc/18479737/Kamus-Singkil-Indonesia

Bahasa Singkil Bahasa Aceh Bahasa Melayu
Babah Babah Mulut
Bacek Bacé Ikan gabus
Bakhi Baroë Kemarin
Boho Beuhe Berani
Buk Ôk Rambut
Buni Bunoë Tadi malam (S), Tadi (A)
Cambung Cambông Sejenis mangkuk
Carak Carak
Cengis Ceungih
Ciris Tiréh Bocor Continue reading →

Perkenalan

Assalaamu ’alaykum.

Wa ‘alaykum salaam.

Nan droëneuh soë?
Nama Anda siapa?

Nan lôn Saiful. Nan droëneuh?
Nama saya Saiful. Nama Anda?

Nan lôn Fadli.
Nama saya Fadli.

Pat neuduëk? / Pat tinggay?
Di mana Anda tinggal?

Lôn lônduëk di gampông Keuramat. Droëneuh?
Saya tinggal di kampung Keuramat. Anda?

Lôn di Lam Priët.
Saya di Lam Priët.

Di Lam Priët? Toë lagoë! Patjih di Lam Priët? Lôn na syèëdara di Lam Priët, kayém lônjak-jak.
Di Lam Priët? Dekat rupanya! Di mananya di Lam Priët? Saya ada saudara di Lam Priët, sering saya berkunjung.

Lôn bak jalan Pari. Syèëdara Droëneuh bak jalan peuë?
Saya di jalan Pari. Saudara kamu di jalan apa?

Syèëdara lôn bak jalan Ayah Hamid.
Saudara saya di jalan Ayah Hamid.

Gampông-neuh pat?
Kampung kamu di mana?

Lôn gampông di Trumon. Droëneuh pat?
Kampung saya di Trumon. Kamu di mana?

O man, jeu’ôh that lagoë! Lôn gampông di Langsa.
Wow, jauh sekali! Kampung saya di Langsa.

Langsa jeu’ôh cit. Saban tanyoë.
Langsa jauh juga. Sama kita.

Continue reading →

Nama Asli Aceh

Sejak masuknya agama Islam ke Aceh, maka mulailah masyarakat Aceh memakai nama-nama Islam dan meninggalkan nama-nama sebelumnya. Walaupun demikian, sisa-sisanya masih dapat kita jumpai sampai saat ini. Baris pertahanan terakhir pemakaian nama-nama Aceh sejauh pengamatan saya adalah pada masa buyut saya (di atas kakek dan nenek saya) kira-kira akhir abad ke 19.

Namun, sekarang pemakaian nama-nama dalam bahasa Aceh mulai muncul kembali yang salah satu penyebabnya—menurut saya—adalah kemunculan Gerakan Aceh Merdeka. Sebagai contoh anak dari Gubernur Aceh saat ini, yaitu drh. Irwandi Yusuf semuanya memakai nama Aceh. Akan tetapi nama-nama dalam bahasa Aceh saat ini sudah mengalami inovasi dan kreasi baru yang pada masa-masa sebelumnya tidak pernah dijumpai.

Continue reading →

Merekonstruksi Asal Kata dari Kata-kata Bahasa Aceh

Setelah melihat pola perubahan bunyi pada perbandingan antara bahasa Aceh dengan bahasa Melayu, Arab dan bahasa-bahasa daerah lainnya maka saya mencoba merunut asal kata dari kata-kata bahasa Aceh. Mengingat akan terlalu banyak apabila seluruh asal kata dari kata-kata bahasa Aceh ditampilkan di sini, maka saya akan menampilkan sebagiannya saja.

Tambahan (16 november 2014)
Mohon diingat ini hanyalah dugaan saya. Tulisan ini bukanlah tulisan ilmiah yang bisa diambil sebagai rujukan.

Aceh Melayu Bahasa Lain Asal Kata
Umum Dialek lain
i ayir / ayèr ayia (M) *ayiar
beuët beut baca *baat
beulangöng beulangong belanga *balangang
bintéh dinding *bintis/bintih
bloë blo

blai

blè

beli *blai
Continue reading →

Manggis dalam Bahasa Aceh

Manggis Dialek Narasumber
Mangohta Aceh Besar (secara umum) Abdul Hanan 

Jasirun Fadil

M. Daud AK

Dll

Mangoëhta Seulimeum Teuku Anwar Amir
Mangota Lam No Busyairi Umar
Manggota Darul Imarah Plang nama jalan
Mauta Laweuëng Hidayat
Mahkota Leupung Farid
Mota Piyeung Anissullah
Meuseuta Garôt Nuranol
Ngohta Tampok Blang Taufik
Mangoihta ? Kamus
Mangoita ? Kamus
Mangoti ? Kamus
Kambota Sama Langa Syahriza
Keumuta Ulèë Glé Khairul Anam
Kumuta Meureudu Zulfan
Seumeuta Asyraf
Seumuta Lampôh Saka Zulfikar
Sumta Tangsé Safrizal
Seuta Matang Glumpang Duwa Sarmiati
Suta Lam Lo Tgk. Hasmahdi 

Irhash Hasballah

Manggéng Idi Rayek Zulfahmi
Manggi Trumon 

Peureumbeuë

Fenny 

Fadli Rais

Manggih* Umum
Manggéh* Umum

Continue reading →