Di Pasar

Padum sikilo Bang?

Berapa sekilo Bang?

 

Campli padum si‘on Bang?

Cabe berapa satu ons Bang?

 

Siplôh ribèë Dék.

Sepuluh ribu Dek.

 

Meuh‘ai that lagoë!

Mahal sekali kok!

 

Nyan cit ka dum nan Dék.

Memang udah segitu Dek.

Continue reading →

Hubungan Keluarga

Ayah               : Ayah, Yah, Abi, Abôn, Waléd, Pak, Ku/Du

Ku dan Du (tergantung dialek) adalah bahasa Aceh asli. Sayangnya sekarang panggilan tersebut sudah dianggap kasar. Abi, Abôn, Waléd adalah pengaruh bahasa Arab.

Kakek       : Chik, Nèk, Yah Nèk, Nèk Ayah, Abu Nèk, Tu, Du Ha dll
Kakek Buyut : Chik Tu dll
Ibu         : Mak, Ma, Mi, Nyak
Nenek       : Nèk, Mi Syik, Nèk Nyak dll
Nenek Buyut : Nèk Tu dll

Continue reading →

Tajwid dalam Bahasa Aceh

Ternyata Bahasa Aceh ada tajwidnya juga! Anda mungkin tidak percaya dengan omongan saya, tapi dalam Bahasa Aceh memang bettul-bettul ada tajwid, yaitu HUKUM IKHFA’ dan IQLAB. Tak caye, sila tengok!

Ikhfa’

Orang-orang Aceh tidak sadar kalau dalam Bahasa Aceh ada hukum Ikhfa’. Dalam ilmu tajwid Ikhfa’ adalah setiap nun mati (bunyi /n/) atau tanwin (juga bunyi /n/) berjumpa dengan huruf-huruf tertentu maka akan dibaca samar-samar. Dalam bahasa Aceh pun ada! Perhatikan:

Continue reading →

Awalan pa-, sa- dan tu-

Imbuhan ini hanya dapat dipasangkan dengan 14 kata istimewa berikut ini.

I. Awalan Pa-

Awalan pa- berfungsi sebagai kata bantu tanya.

Contoh:

Pa + Ban                –>       Paban              (bagaimana)

Pa + Dit                 –>       Padit                (seberapa dikit = berapa)

Pa + Dum              –>       Padum             (seberapa banyak = berapa)

Pa + Ho                 –>       —

Pa + Jan                 –>       Pajan               (kapan)

Pa + Kön               –>       Pakön              (kenapa)

Pa + Kri                 –>       Pakri                (bagaimana)

Pa + Nè                  –>       Panè                (dari mana)

Pa + ‘Oh                –>       Pa‘oh               (sejauh mana)

Pa + Pat                 –>       —

Pa + Peuë              –>       —

Pa + Ri                   –>       —

Pa + Soë                 –>       —

Pa + Töh                –>       —

Continue reading →

Pengaruh Bahasa Bante Terhadap Bahasa Aceh

Penduduk asli Aceh adalah suku Bante. Dalam buku Aceh Sepanjang Abad yang ditulis oleh Mohammad Said disebutkan bahwa suku ini serumpun dengan penduduk asli semenanjung Malaysia yaitu Orang Asli. Bahasa Orang Asli termasuk dalam kelompok bahasa Mon-Khmer yaitu salah satu cabang dari rumpun bahasa Austro-Asia. Termasuk juga dalam bahasa Mon-Khmer adalah bahasa penduduk Kepulauan Nikobar di utara Pulau Weh yang kini bagian dari negara India. Namun demikian bahasa Aceh tidak termasuk dalam kelompok bahasa Mon-Khmer, tetapi termasuk dalam kelompok bahasa Aceh-Cam yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia.

Ada hal yang menarik dari hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti asing yaitu Paul Sidwell. Ia menemukan bahwa ada banyak kata-kata dalam bahasa Aceh yang seakar dengan kata-kata bahasa Mon-Khmer tetapi kata-kata ini tidak dijumpai dalam kelompok bahasa Cam. Nah, yang menjadi pertanyaan, dari manakah kata-kata ini berasal???

Continue reading →

Memurnikan Bahasa Aceh

Berikut adalah sekian banyak kata-kata yang sebenarnya bukan bahasa Aceh tetapi sudah merasuki bahasa Aceh cukup dalam. Apabila tidak segera diantisipasi, maka nasib kata-kata asli bahasa Aceh akan punah.

Daripada                      Nibak

Seuréng                       Kayém

Belajar                       Meurunoë

Rajin                         Jeumot

Lurus                         Teupat

Belok                         Wét

Senin                         Seunanyan

Begadang                    Meujaga

Continue reading →

Salat

Sama seperti pada bahasa Melayu, bahasa Aceh asli tidak mengenal kata salat. Yang dipakai adalah kata seumayang (sembahyang). Namun seiring dengan upaya-upaya pemurnian ajaran Islam, kini kata salat mulai dibangkitkan. Jadi, terserah pada Anda untuk menggunakan yang mana.

Jéh, ka jibang.

Sudah azan tu.


Hay, ka suboh.

Oi, sudah subuh.

Dalè ka’éh! Le teungeut ngon jaga!

Asik tidur kau! Banyak tidur daripada bangun!


Bôh jak taseumayang/tasalat lèë*.

Yuk kita shalat dulu.


Tajak u meuseujid jak.

Ke mesjid yuk.

Continue reading →